Konsep Dasar Tegangan dan Regangan
Proses pembentukan secara metalurgi merupakan proses
deformasi plastis. Deformasi plastis ini artinya adalah apabila bahan mengalami
pembebanan sewaktu terjadinya proses pembentukan , dimana setelah beban
dilepaskan maka diharapkan pelat tidak kembali kekeadaan semula. Bahan yang
mengalami proses pembentukan ini mengalami peregangan atau penyusutan.
Terbentuknya bahan inilah yang dikatakan sebagai deformasi plastis. Kondisi
proses pembentukan dengan deformasi plasitis ini mendekatkan teori pembentukan
dengan Teori Plastisitas.
Teori Plastisitas membahas prilaku bahan pada regangan
dimana pada kondisi tersebut Hukum Hook tidak berlaku lagi. Aspek-aspek
deformasi plastis membuat formulasi matematis teori plastisitas lebih sulit
daripada perilaku benda pada elastis. Pada hasil uji tarik sebuah benda uji
menunjukan grafik tegangan regangan yang terbentuk terdiri dari komponen
elastis yang ditunjukan pada garis linear dan kondisi plastis ditujukan pada
garis parabola sampai mendekati putus. Deformasi elastis tergantung dari
keadaan awal dan akhir tegangan serta regangan. Regangan plastis tergantung
dari jalannya pembebanan yang menyebabkan tercapainya keadaan akhir. Gejala
pengerasan regang (strain hardening) sewaktu pelat mengalami proses pembentukan
sulit diteliti dengan pendekatan teori plastisitas ini.
Bahan anisotropi plastis, histeristis plastis dan efek
Bauschinger tidak dapat dibahas dengan mudah oleh teori plastisitas. Teori
plastisitas telah menjadi salah satu bidang mekanika kontinum yang paling berkembang,
dan suatu kemajuan untuk mengembangkan suatu teori dalam rekayasa yang penting.
Analisis regangan plastis diperlukan dalam menangaini proses pembentukan logam.
Teori plastisitas ini didasari atas pengujian tarik, dimana pengujian tarik ini
bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari suatu bahan.
Gambar 1.5. Sebuah benda diberi gaya tarik
Prinsip dasar pengujian tarik yang dilakukan ini adalah
dengan melakukan penarikan terhadap suatu bahan sampai bahan tersebut
putus/patah. Gaya tarik yang dikenakan pada spesimen benda uji sejajar dengan
garis sumbu sepesimen (bahan uji) dan tegak lurus terhadap penampang spesimen.
Spesimen dibuat dengan standar dimensi yang sudah ditentukan menurut BS, ISO,
ASTM dan sebagainya. Sebelum dan sesudah melakukan pengujian terhadap benda uji
ini biasanya semua dimensi dari benda uji dianalisis lebih lanjut.
Pengujian tarik merupakan pengujian terpenting dalam
pengujian statis. Secara skematis hasil pengujian tarik untuk logam
diperlihatkan pada gambar 1.5 di bawah ini:
Gambar 1.6. Grafik Tegangan Regangan (Sardia & Kenji,
1984)
Hasil pengujian tarik ini diperlihatkan pada gambar grafik
tegangan regangan. Grafik tegangan regangan merupakan gambaran karakteristik
suatu bahan yang mengalami tarikan. Pada grafik tegangan regangan ini dapat
memberikan acuan pada seorang perencana dalam menentukan dimensi komponen mesin
yang akan digunakan. Jika komponen mesin yang akan digunakan untuk beban yang
tidak boleh melebihi batas luluhnya maka tegangan yang diizinkan tidak boleh
melebihi dari batas proposionalnya yakni: pada saat terjadinya mulur/luluh.
Batas proporsional ini disebut juga dengan batas elastisitas yang artinya
apabila spesimen di tarik maka akan mengalami pertambahan panjang, jika beban
dilepaskan pada batas elastisitas ini maka sepesiemen akan kembali kekeadaan
semula. Pada batas proporsional atau batas elastis berlaku hukum Hooke:
dimana :
E = Modulus elastisitas yang merupakan konstanta bahan
ε = Regangan
σ = Tegangan
δL = Pertambahan panjang material
Lo = Panjang mula-mula dari material
F = Beban tarik
Ao = Luas penampang awal material
Untuk menghitung tegangan ( σ ) dan regangan (ε) digunakan
rumus :
dimana :
F = gaya (Newton)
Ao = luas penampang awal (m2)
Lo = panjang mula-mula (m)
δL = perpanjangan (m)
Reduksi penampang dihitung dengan menggunakan rumus :
dimana:
Q = reduksi penampang dalam persen
Ao = luas penampang awal
Af = luas penampang
Apabila deformasi terjadi memanjang, terjadi pula deformasi
penyusutan yang melintang. Kalau regangan melintang (lateral strain) εr
perbandingannya dengan e (linear strain); disebut perbandingan Poisson,
dinyatakan dengan µ, µ = εr/ ε (Dieter, 1986)
Dalam kenyataan, harga µ bagi bahan berkristal seperti logam
kira-kira 1/3, dapat ditentukan dengan perhitungan terperinci dari hubungan
antara konfigurasi atom dan arah tegangan.
Apabila batang uji menerima deformasi elastis karena
tarikan, volumenya menjadi Vt= V+∆V, dimana ∆V adalah pertambahan volume akibat
spesimen mengalami tarikan. Perbandingan pertambahan volume dengan volume awal
yakni : ∆V/V disebut juga dengan regangan volume (volumetric strain).
Perbandingan tegangan dengan regangan volume disebut Modulus elastisitas Bulk
(Dieter, 1986).
Modulus elastik Bulk (K) Jika εV = 1/3 maka K = ε / 3
yang artinya dalam deformasi elastik volume mengembang. Dalam hal geseran,
regangan γ mempunyai hubungan dengan tegangan geser τ yaitu: τ = G x γ
(Dieter,1986), G disebut sebagai modulus geser (modulus of rigidity).
Jika dilihat dari gambar grafik tegangan dan regangan
memperlihatkan bahwa sesudah garis linear muncul daerah luluh dan selanjutnya
garis membentuk lengkungan sampai putus. Garis melengkung inilah merupakan
fungsi dari Modulus elastisitas Bulk yang digunakan pada prinsip pembentukan.
Suatu modulus elastik ditentukan oleh gaya antar atom karena
itu dalam hal kristal tunggal sangat dipengaruhi oleh arah konfigurasi atom
tetapi sukar dipengaruhi oleh cacat dan ketakmurnian. Kalau dilihat hanya dari
antar-aksi dua atom logam, diameter rata-rata dari atom kira-kira 3 X 10-10 m.
dan gaya antar atom biasanya 10 -4 N, 10 -4/(3X 10_,0)2£= 101S N/m2, seharusnya
dalam orde 100 GPa.
Gambar 1.7. Kurva Tegangan dan Regangan di Daerah Elastik (Dieter,1986)
Gambar di atas menunjukkan hubungan antara tegangan dan
regangan dalam daerah elastik mempergunakan karet sebagai model dari bahan
amorf dan logam polikristal sebagai model dari bahan berkristal. Pada logam,
daerah elastik dinyatakan oleh bagian lurus dari hubungan tersebut dan
gradiennya sebagai modulus elastik. Secara teknik batas daerah tersebut
ditentukan oleh regangan sisa apabila beban ditiadakan seperti ditunjukkan
dalam gambar. Harga ini dinamakan batas elastis.
Gambar.1.8. Hubungan Tegangan-Regangan pada Bahan Mulur
Kontinu (Dieter,1986)
Kekuatan mulur didapat pada tegangan yang menyebabkan
perpanjangan 0,2%. Bagian lurus kurva atau modulus elastis, tidak akan berubah
karena ada deformasi plastis. Untuk mendapat tegangan mulur, ukurkan deformasi
0,2% dari titik nol ada sumbu regangan, kemudian tarik garis sejajar dengan
bagian kurva yang lurus memotong kurva pada titik C, tinggi titik C menyatakan
tegangan mulur. Cara ini dinamakan metode off set atau disebut metode tegangan
mulur atau tegangan uji 0,2%. Kalau bahan dideformasikan pada temperatur sangat
rendah dibandingkan dengan titik cairnya, maka pengerasan terjadi mengikuti
deformasinya. Gejala ini dinamakan pengerasan regangan atau
pengerasan kerja.
Pengerasan regangan terjadi selama pengujian tarik, dan
karena regangan bertambah, maka kekuatan mulur, kekuatan tarik dan
kekerasannya, meningkat, sedangkan hantaran listrik dan masa jenisnya menurun.
Kristal logam mempunyai kekhasan dalam keliatan yang lebih besar dan pengerasan
regangan yang luar bisa. Sebagai contoh, kekuatan mulur baja lunak sekitar 180
MPa, yang dapat ditingkatkan sampai- kira-kira 900 MPa oleh pengerasan
regangan. Hal ini merupakan sesuatu yang berguna.
Istilah terkait tegangan dan regangan :
arus, arus dan tegangan, arus listrik, pengertian tegangan, rumus tegangan,
sumber tegangan, tegangan ac, tegangan adalah, tegangan dc, tegangan permukaan,
listrik, tegangan listrik, tegangan tinggi, elastisitas, pengertian regangan,
regangan dan tegangan, senaman regangan, tegangan, tegangan regangan
Pada material yang diperjual belikan dipasaran [diperdagangkan], kekuatan darimaterial tersebut sering diberikan dalam bentuk hasil pengujian berupa tegangan tarik atau kekerasan, dimana besar tegangan tarik ini selalu berhubungan dengan angka kekerasan dari suatu material.
Besar tegangan tarik juga berhubungan dengan besar tegangan- tegangan yang lainnya misalnya : tegangan lengkung, tegangan geser, dan tegangan puntir.
Hasil dari tegangan tarik dari berbagai bahan [ material ], diperoleh dari hasil percobaan yaitu dengan menarik material tersebut sampai putus.
Bentuk dari diagram tegangan regangan untuk berbagai bahan akan terlihat seperti grafik dibawah ini :
Beyond-steel Indonesia jual besi dan baja industri:
BalasHapusPlat A572 gr.50,
Plat A516 gr.70,
Creusabro 8000,
stainless 304 dan
stainless 316 high quality , dll,
dengan kualitas terjamin. bisa dipertanggung jawabkan, c/w certificate.
Untuk info lebih lengkap silahkan hubungi: sales@beyond-steel.com