Pengertian, Dasar,
dan Tujuan Akidah Akhlak
A- Pengertian Akidah
Akhlak
Menurut bahasa, kata
aqidah berasal dari bahasa Arab yaitu [عَقَدَ-يَعْقِدُ-عَقْدً] artinya adalah
mengikat atau mengadakan perjanjian. Sedangkan Aqidah menurut istilah
adalah urusan-urusan yang harus dibenarkan oleh hati dan diterima dengan
rasa puas serta terhujam kuat dalam lubuk jiwa yang tidak dapat
digoncangkan oleh badai subhat (keragu-raguan). Dalam definisi yang
lain disebutkan bahwa aqidah adalah sesuatu yang mengharapkan hati
membenarkannya, yang membuat jiwa tenang tentram kepadanya dan yang
menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan dan keraguan.
Berdasarkan
pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah
dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang
bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim
sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Sementara kata
“akhlak” juga berasal dari bahasa Arab, yaitu [خلق] jamaknya [أخلاق] yang
artinya tingkah laku, perangai tabi’at, watak, moral atau budi
pekerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akhlak dapat
diartikan budi pekerti, kelakuan. Jadi, akhlak merupakan sikap yang telah
melekat pada diri seseorang dan secara spontan diwujudkan dalam tingkah
laku atau perbuatan. Jika tindakan spontan itu baik menurut pandangan akal
dan agama, maka disebut akhlak yang baik atau akhlaqul karimah,
atau akhlak mahmudah. Akan tetapi apabila tindakan spontan itu
berupa perbuatan-perbuatan yang jelek, maka disebut akhlak tercela
atau akhlakul madzmumah.
B. Dasar Akidah
Akhlak
Dasar aqidah akhlak
adalah ajaran Islam itu sendiri yang merupakan sumber-sumber hukum dalam Islam
yaitu Al Qur’an dan Al Hadits. Al Qur’an dan Al Hadits adalah pedoman hidup
dalam Islam yang menjelaskan kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan
manusia. Dasar aqidah akhlak yang pertama dan utama adalah Al Qur’an dan.
Ketika ditanya tentang aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW, Siti Aisyah berkata.”
Dasar aqidah akhlak Nabi Muhammad SAW adalah Al Qur’an.”
Islam mengajarkan
agar umatnya melakukan perbuatan baik dan menjauhi perbuatan buruk. Ukuran
baik dan buruk tersebut dikatakan dalam Al Qur’an. Karena Al Qur’an
merupakan firman Allah, maka kebenarannya harus diyakini oleh setiap muslim.
Dalam Surat Al-Maidah
ayat 15-16 disebutkan yang artinya “Sesungguhnya telah datang kepadamu rasul
kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan
dan banyak pula yang dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahayadari
Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki
orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan
kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita
kepada cahaya yang terang benderang dengan izinNya, dan menunjuki meraka ke
jalan yang lurus.”
Dasar aqidah akhlak
yang kedua bagi seorang muslim adalah AlHadits atau Sunnah Rasul. Untuk
memahami Al Qur’an lebih terinci, umat Islam diperintahkan untuk mengikuti
ajaran Rasulullah SAW, karena perilaku Rasulullah adalah contoh nyata yang
dapat dilihat dan dimengerti oleh setiap umat Islam (orang muslim).
C. Tujuan Akidah
Akhlak
Aqidah akhlak harus
menjadi pedoman bagi setiap muslim. Artinya setiap umat Islam harus meyakini
pokok-pokok kandungan aqidah
akhlak tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :
akhlak tersebut. Adapun tujuan aqidah akhlak itu adalah :
a) Memupuk dan
mengembangkan dasar ketuhanan yang sejak lahir. Manusia adalah makhluk
yang berketuhanan. Sejak dilahirkan manusia terdorong mengakui adanya
Tuhan. Firman Allah dalam surah Al-A’raf ayat 172-173 yang artinya “Dan
(Ingatlah), ketika Tuhanmu menguluarkan kehinaan anak-anak Adam dari sulbi
mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka,
seraya berfirman: “Bukankah Aku ini Tuhanmu? “, mereka
menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami jadi saksi” (Kami lakukan
yang demikian itu), agar dihari kiamat kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (Keesaan tuhan)” atau agar kamu tidak
mengatakan: “Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan
Tuhan sejak dulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang
(datang) sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan
kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu?” Dengan naluri
ketuhanan, manusia berusaha untuk mencari tuhannya, kemampuan akal dan
ilmu yang berbeda-beda memungkinkan manusia akan keliru mengerti tuhan.
Dengan aqidah akhlak, naluri atau kecenderungan manusia akan keyakinan
adanya Tuhan Yang Maha Kuasa dapat berkembang dengan benar
b) Aqidah akhlak
bertujuan pula membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia. Seseorang
muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik
ketika berhubungan dengan Allah SWT, dengan sesama manusia, makhluk
lainnya serta dengan alam lingkungan. Oleh karena itu, perwujudan dari
pribadi muslim yang luhur berupa tindakan nyata menjadi tujuan dalam
aqidah akhlak.
c) Menghindari
diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan. Manusia diberi kelebihan
oleh Allah dari makhluk lainnya berupa akal pikiran. Pendapat-pendapat
atau pikiran-pikiran yang semata-mata didasarkan atas akal manusia,
kadang-kadang menyesatkan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, akal
pikiran perlu dibimbing oleh aqidah akhlak agar manusia terbebas atau
terhindar dari kehidupan yang sesat.
0 komentar:
Posting Komentar